Hari Minggu kemarin dunia sepakbola dihebohkan pada dua alasan yang memicu hengkangnya superstar Real Madrid Cristiano Ronaldo, keputusan yang ia capai pada Mei 2017, namun tereksekusi di juli 2018.
Ketidaksepakatan keuangan antara pemain dan klub muncul ketika kapten Portugal itu berusaha menuntut lebih banyak uang, untuk membuatnya setara dengan Lionel Messi.
Namun, di Real Madrid ada seorang presiden yang bertanggung jawab yang hanya mengatakan "tidak."
Jadi, Cristiano dan Jorge Mendes pergi, dan berangkat ke Turin.
Alasan kedua lebih mungkin moral.
Ronaldo melihat semangatnya rusak karena ditempatkan di bayangan Alfredo Di Stefano.
"Aku selalu di belakangnya jadi aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan," katanya.
Pada kenyataannya, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk melampaui pemain terbesar sepanjang masa Real Madrid itu meski Cristiano mencatatkan namanya sebagai topskor sepanjang masa.
Biarkan saya menceritakan sebuah kisah, Cristiano.
Kamis ini, 64 tahun telah berlalu sejak debut resmi Di Stefano di jersei putih, yang terbaik sepanjang masa.
Ketika Don Alfredo tiba di Madrid, itu hanyalah tim sepak bola, ketika ia meninggalkannya adalah klub olahraga terbesar dalam sejarah.
Dia tiba di sebuah klub dengan hanya dua gelar liga dalam 25 tahun, ketika dia meninggalkan mereka memiliki sepuluh dan juga lima Piala Eropa, yang kini dikenal Champions League.
Anda adalah pemain besar, Cristiano, tetapi Di Stefano telah, dan akan selalu menjadi Raja.
sumber
No comments:
Post a Comment